SEJARAH MA Negeri 2 Rembang

MAN 2 Rembang adalah madrasah yang terletak di Kecamatan Lasem, Kabupaten Rembang. MA ini merupakan salah satu MA favorit di Rembang dengan jumlah peserta didik yang mencapai ribuan.

Ditemui di kantornya, Kamis (22/7/2021), Kepala MAN 2 Rembang, Kasnawi berbagi cerita tentang sejarah perkembangan MAN 2 Rembang.

MAN 2 Rembang ini cukup besar dan melegenda. Pendirian madrasah ini diprakarsai oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat. Tepatnya pada 2 Agustus 1962, berdirilah PGA Islam Lasem. Karena belum memiliki gedung sendiri, pembelajaran masih meminjam gedung SDN Soditan. Hingga pada 15 Agustus 1966 mulai menempati gedung sendiri meskipun sangat sederhana.

Pada awal tahun 1968, Kepala Inspeksi Pendidikan Agama Departemen Agama Kabupaten Rembang berdasarkan saran dari Dirjen Pendidikan Agama Depag RI, Mulyadi, melakukan penegerian PGA Lasem. Tanggal 14 Mei 1968, terbitlah SK Menteri Agama nomor 101 tahun 1968. SK ini mengubah nama PGA Islam Lasem menjadi PGA 4 Tahun Lasem. Seiring dengan perkembangannya, akhirnya PGA 4 Tahun Lasem mendapatkan bantuan tanah seluas 1,25 hektar dari Kepala Daerah Tingkat II Rembang, Hadi Sanyoto. Tanah ini berlokasi di Jalan Sunan Bonang ( dahulu Jalan Tuban ) yang ditempati hingga sekarang ini.

Pada 30 September 1970, berdasarkan SK Menteri Agama Nomor 242 Tahun 1970, PGA 4 Tahun Lasem berubah nama menjadi PGA 6 Tahun Lasem. Lalu, terdapat kebijakan pemerintah yang menutup lembaga pendidikan guru setingkat SLTA ( SPG dan PGA ). Sehingga, pada tahun 1991 PGA 6 Tahun Lasem berubah menjadi Madrasah Aliyah Negeri (MAN) Lasem sampai tahun 2017. Hingga terbit Keputusan Menteri Agama nomor 810 tahun 2017, madrasah ini berubah lagi menjadi MAN 2 Rembang hingga sekarang. 

Terkenal di zamannya hingga sekarang, madrasah ini telah melahirkan alumni yang sukses. Sebut saja Rektor IUN Sunan Ampel Surabaya (UINSA), Prof. H. Masdar Hilmy dan Abdul Qoyum, salah satu pejabat di UINSA, serta sejumlah pejabat lainnya di lembaga pemeritah dan swasta.

4 Program Unggulan 

Memasuki tahun ajaran baru 2021/2022, MAN 2 Rembang bertekad untuk menjadi madrasah unggulan di semua bidang, baik akademik maupun akademik. Hal ini disampaikan oleh Kepala MAN 2 Rembang, Kasnawi. 

Kasnawi mengatakan, tahun ajaran baru ini, sekitar 470 siswa diterima di kelas IX. Jumlah ini melengkapi keseluruhan jumlah siswa MAN 2 Rembang menjadi  sekitar 1370 siswa. Siswa tersebut tak hanya berasal dari dalam kota, namun juga luar kota, bahkan hingga luar Jawa. 

Merambahnya asal peserta hingga luar Jawa memang sudah menjadi fenomena sejak dulu, ketika MAN 2 Rembang ini masih berstatus sebagai PGAN Lasem. Hal ini didukung oleh keberadaan puluhan pesantren yang ada di Lasem yang santrinya berasal dari luar Jawa. Sembari mondok, mereka memilih bersekolah di MAN 2 Rembang. Sehingga Kasnawi beranggapan, MAN 2 Rembang ini sebenarnya sudah bertaraf nasional sejak dahulu.

Sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas madrasah, MAN 2 Rembang membuka empat program unggulan. Program pertama yaitu, Tahfidzul Quran. Kasnawi mengatakan, saat ini sudah ada 32 siswa yang mengikuti program tahfidz dengan capaian 5 sampai 20 juz.

Kedua, program qira’atul kutub (membaca kitab). Program ini didukung oleh ustadz yang berkompeten. Harapannya, setelah lulus dari madrasah yang dikelilingi oleh pondok pesantren ini, alumni mempunyai akan ahli di bidang agama dan mampu mengamalkannya di masyarakat.

Ketiga, lanjut Kasnawi, yaitu program science and technology. Program ini meliputi pengembangan kompetensi siswa di bidang mapel IPA dan IPS. Untuk meningkatkan kualitas peserta didik, pihaknya saat ini tengah mendorong siswa untuk sesering mungkin mengikuti kompetensi mapel online yang diadakan oleh berbagai pihak.

“Tujuan kami  untuk membentuk mental siswa yang mandiri dan berprestasi, sesuai tagline Dirjen Pendisyang  baru,” kata Kasnawi.

Sedangkan terakhir yaitu, program unggulan Bahasa Arab dan Bahasa Inggris. Pengembangan kemampuan Bahasa Arab siswa, didukung oleh guru dan ustadz dari pesantren sekitar yang tentunya sudah tidak diragukan lagi kompetensinya. Sementara  untuk menarik minat siswa bisa menguasai Bahasa Inggris, MAN 2 Rembang telah bekerjasama dengan Lembaga Kampung Bahasa Inggris dari Pare, Kediri.

“Kami ingin semua siswa unggul dan berprestasi di bidangnya masing-masing. Mereka bisa memilih empat program unggulan yang kami adakan,” ujar Kasnawi. 

Tak hanya di bidang akademik, pria asli Demak, Jawa Tengah ini juga mendorong peserta didik menunjukkan kemampuannya di bidang non akademik. MAN 2 Rembang memfasilitasi minat dan bakat siswa di bidang tersebut dengan menyediakan ruang Podcast. 

Ruangan ini dapat digunakan para siswa untuk mengadakan podcast. Selain itu, dapat pula dipakai untuk menampilkan karya siswa di bidang public speaking, seperti qira’ah, puisi, menyanyi, pidato, dan lainnya.

“Ini merupakan program inovasi kami, sehingga menjadi daya tarik lebih bagi calon peserta didik untuk bersekolah di sini,” ujar Kasnawi.

Bidang non akademik lainnya yaitu Seni Budaya dan Kepramukaan. Seni Budaya di sini ditampilkan dalam Batik Lasem Carnival. MAN 2 Rembang telah mengoleksi Batik Lasem Karnival yang berbahan dasar kain batik Lasem. Kerajinan asli Lasem yang sudah mendunia.  Karnival Batik Lasem ini telah berulang kali tampil pada acara-acara resmi Kabupaten. Selain itu juga berkali-kali memenangkan lomba fashion show Batik Karnival.

Ekstrakulikuler lainnya yaitu Kepramukaan, olahraga, PKS, karate dan lainnya juga tak sedikit diminati oleh para siswa. 

Kasnawi berkomitmen sepenuh hati mengembangkan semua bidang yang bisa diusahakan. Tujuannya mengerucut pada terbentuknya Madrasah yang mandiri dan Berprestasi. “Tak hanya di tingkat daerah, namun juga tingkat nasional, bahkan diusahakan hingga tingkat internasional,” pungkas Kasnawi